[Novel Review] Perang Bintang – Dewie Sekar

Akhirnya ada mood buat ngisi blog ini lagi….
Apa kabar nih? hahaha~
Kemarin ceritanya pinjem buku dari bapa, biasanya sih aku gak pernah tertarik sama chicklit atau metropop, walaupun umur udah kepala 2, senengnya masih baca cerita SMA yang ringan-ringan aja, yang ceritanya cuma soal aku suka kamu, kamu suka aku, terus ada yang ganggu, dst dst…
Pokoknya aku penggemar berat teenlit sejak SMP dulu, sampe sekarang kategorinya udah ngajar anak SMA aja masih suka bacaan SMA…
Well, jangan salahin, siapa suruh temenannya sama bocah semua, akhirnya suka bacaannya begituan deh… hehehe..

Kemarin akhirnya tertarik buat baca karya Dewie Sekar, judulnya Perang Bintang. Genrenya Chicklit gitu, bukan teenlit…hehehe
Sebenernya di halaman belakang gak ada sinopsisnya, cuma ada komentar-komentar dari pembaca lain soal bukunya, aku jadi rada sangsi, tapi setelah menimbang dan memikirkan (alah) akhirnya pinjem juga tu buku. Semalem, ceritanya mau dibaca seperempatnya dulu aja, paling gak, penasaranku terbayar soal tentang apa sih buku ini.

Ternyata ceritanya sebenarnya sangat sederhana. Tentang Rezia, berumur 30 dan sudah janda selama 7 tahun setelah bercerai dengan suaminya, dan punya satu anak bernama Laxmi. Tokoh utama selanjutnya bernama Wira, anak bos Rezia yang umurnya baru 27 dan playboy serta tampan (sangat) serta pintar.
Rezia dulunya adalah sekertaris Ayahnya Wira, Pak Nug, yang jatuh sakit dan akhirnya digantikan si anak yang menjadi bos Rezia selanjutnya.
Kisah pun dimulai sejak pertemuan mereka dan masalah mereka sebenarnya cuma status Rezia yang janda cerai dan karena keduanya saling memikirkan status dan Rezia yang sepertinya masih trauma dengan pernikahan sebelumnya yang terjadi tiba-tiba dan membuatnya setengah alergi pada pria. 
Rezia sebenarnya cantik dan pintar, bahkan Dwiko, salah satu teman kantornya pun jatuh hati pada Rezia. Namun Rezia menolak mentah-mentah dengan alasan belom kena alias belom ada getaran-getaran cinta pada Dwiko.
Sialnya, Rezia malah jatuh hati pada pria brondong yang menjadi bosnya, sementara Rezia selalu punya prinsip bahwa ia tidka mau punya hubungan khusus dengan atasannya. Begitulah cerita ini berputar soal perasaan Rezia pada Wira, dan Wira pada Rezia.
Bahasa yang dipakai oleh penulis jujur bisa sangat membuat ketagihan. Karena rencana membaca seperempat buku gagal, aku baca satu buku penuh hanya dalam 4 jam saja…
hahaha… sumpah keren lah cara nyeritainnya bikin nyandu gitu loh~
Kalo menurut aku pribadi sih buku ini recommended… dan kalo baca gak bisa berenti…
hehehe… 🙂
just sharing, lagi hunting buku mbak Dewie Sekar yang lain nih… 😉

Leave a comment